Si Kancil Kelabuhi Para Buaya Seberangi Sungai
Si Kancil kerap digambarkan sebagai hewan yang suka melakukan tipu daya demi mendapatkan keinginannya termasuk memanfaatkan deretan buaya.
Semarangpos.com, KARANGANYAR — Siapa yang tidak pernah mendengar dongeng si Kancil? Anak-anak Indonesia pasti tidak asing dengan fabel itu.
Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, tokoh si Kancil kerap digambarkan sebagai hewan yang suka melakukan tipu daya demi mendapatkan keinginannya. Dongeng itu mempunyai pesan moral yang patut dipahami oleh masyarakat.
Kisah ini ditelusuri Semarangpos.com, Jumat (24/7/2020), dari video unggahan channel Youtube Riri Cerita Anak Interaktif pada 16 Januari 2020 silam. Menurut animasi tersebut, si Kancil sedang melakukan perjalanan.
Sidoluhur, Batik Pembawa Kemuliaan…
Sebagai makhluk hidup, si Kancil pasti merasa lapar setelah berjalan begitu lama. Dia memakan dedaunan segar, namun ternyata belum cukup untuk memuaskan perutnya. Ia pun berniat mencari makanan lain.
Hari makin siang. Mentari juga kian terik. Kali ini, si Kancil merasa haus. Oleh karena itu, dia berhenti sejenak di pinggir sungai untuk melepaskan dahaga.
Tiba-tiba biji mata si Kancil terpaku pada sesuatu di seberang sungai. Apa itu?
Puisi Aji Saka Jadi Asal-Usul Aksara Jawa
Ternyata si Kancil melihat pohon yang dipenuhi oleh buah-buahan nan segar. Sayang sekali, arus sungai itu terlalu deras untuk dilewatinya. Dia pun memutar otak untuk bisa menyeberangi sungai dengan selamat.
Si Kancil menengok ke kiri dan ke kanan. Ia melihat beberapa ekor buaya sedang tertidur di dekatnya. “Aha! Aku jadi punya ide. Aku bisa memanfaatkan buaya-buaya ini,” katanya.
Buaya Berjajar
Si Kancil membangunkan seekor buaya. Buaya itu marah sehingga mengancam untuk memangsanya. “Aku membawa hadiah daging yang segar dari raja. Untuk itu, aku harus menghitung jumlah kalian. Berjajarlah sepanjang sungai agar aku mudah menghitungnya!” ujar si Kancil.
Mengulik Arti di Balik Warna-Warni Batik
Ketika sang Buaya memanggil teman-temannya, si Kancil tertawa kecil di pinggir sungai. Tak lama kemudian, para buaya berjejer di sepanjang sungai sehingga membentuk seperti jembatan.
Sembari melompat ke satu punggung buaya menuju punggung buaya lainnya, si Kancil berpura-pura menghitung. Dia pun sampai di tepi sungai. Sebelum kabur, ia mengucapkan terima kasih kepada kawanan buaya. Para buaya terheran-heran. “Jangan-jangan kita ditipu!” seru salah satu di antara mereka.
Pengelola channel Riri Cerita Anak Interaktif berpesan agar orang-orang menggunakan kepintaran mereka untuk hal-hal yang baik saja. Itu disebabkan karena perbuatan jelek bisa menambah musuh.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Semangka Raksasa Sadarkan Bombai dan Bawang Merah dari Sifat Tamak
- Jaka Tarub Bikin Marah, Nawangwulan Terpaksa Tinggalkan Anak
- Saudagar Tiongkok Uji Kejujuran Ratu Sima dan Rakyat Kalingga
- Jaka Kendil, Anak Mirip Kendil yang Jadi Raja
- Legenda Nyi Blorong, Panglima Tertinggi di Kerajaan Gaib Pantai Selatan
- Diusir Berulang Kali, Akhirnya Siput Punya Cangkang sebagai Rumah
- Tidur di Tengah Pertandingan, Si Kelinci Nan Sombong Akhirnya Kalah
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.