Batik Sawat Konon Menyeramkan Namun Bawa Berkah

Selalu ada cerita menarik di balik pembuatan batik termasuk pengalaman pencipta batik sawat yang terinspirasi dari senjata dewa.

Batik Sawat Konon Menyeramkan Namun Bawa Berkah Batik sawat gaya Solo diambil dari lamangraha batik, Jumat (24/7/2020). (grahabatik.com)

Semarangpos.com, SOLO — Selalu ada cerita menarik di balik pembuatan batik. Seringkali batik dibuat berdasarkan pengalaman penciptanya. Namun, terdapat pula batik yang dibuat berdasar kepercayaan masyarakat zaman dahulu. Seperti batik sawat yang terinspirasi dari senjata dewa.

Batik merupakan hasil karya seni yang diwariskan secara turun temurun. Pembuatan batik sering didasarkan pada pengalaman hingga kepercayaan tertentu dalam masyarakat. Batik juga sering dikaitkan dengan hubungan manusia dan Sang Pencipta.

Batik sawat menjadi salah satu contoh batik yang pembuatannya dilatarbelakangi oleh kepercayaan masyarakat. Batik ini terinspirasi dari cerita para dewa.

Salah Tiga Jadi Dasar Penamaan Kota Salatiga

Sawat diambil dari kata nyawatakeyang dalam bahasa Jawa memiliki arti melemparkan. Pada zaman dahulu masyarakat Jawa mempunyai kepercayaan terhadap kuasa para Dewa. Dewa menjadi kekuatan di balik terciptanya alam semesta. Salah satu dewa yang banyak diagungkan adalah Batara Indra.

Batara Indra merupakan pemimpin Kahyangan Kaendran yang di dalamnya hidup para bidadari. BataraIndra juga dikenal sebagai dewa penguasa petir dan guntur. Dewa ini memiliki senjata yang disebut warja atau barja yang memiliki arti kilat. Senjata ini digunakan dengan cara melemparkannya atau yang dalam bahasa Jawa disebut dengan nyawatake.

Ular Bersayap

Bentuk senjata ini menyerupai seekor ular yang memiliki taring tajam serta bersayap. Apabila senjata ini dilemparkan ke udara, maka akan menyebabkan kilatan cahaya yang menyambar. Bukan hanya itu, suara yang dihasilkan oleh senjata ini juga sangat kuat sehingga menimbulkan kesan menakutkan.

Karena Raksasa Lapar, Muncullah Timun Mas

Walaupun dianggap sebagai senjata yang menakutkan, warja juga membawa kegembiraan sebab dianggap mendatangkan hujan. Senjata pusaka Batara Indra ini kemudian diwujudkan dalam motif batik berupa sebelah sayap dengan harapan agar si pemakai selalu mendapatkan perlindungan di dalam kehidupannya.

Makna sayap dalam motif sawat juga memiliki arti angin-angin yaitu udara yang memberi kehidupan. Raja yang mengenakan batik motif ini dipercaya akan mampu memberikan kehidupan bagi rakyatnya.

Asal daerah batik ini belum diketahui secara pasti. Namun, batik sawat cukup terkenal di kalangan masyarakat Pekalongan dan Solo. Perbedaan batik sawat Solo dengan Pekalongan terletak pada penggunaan warna. Seperti kebanyakan batik Solo lainnya, batik sawat menggunakan pewarna soga dalam pembuatannya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.