Mengulik Arti di Balik Warna-Warni Batik

Batik bukan hanya memiliki motif dan corak yang beranekaragam, batik memiliki warna yang beragam tergantung dari daerah mana batik itu berasal.

Mengulik Arti di Balik Warna-Warni Batik Batik parang berwarna biru diambil dari wordpres produsen kain batik, Senin (20/7/2020). (produsenkainbatik.wordpress.com)

Semarangpos.com, SOLO — Batik bukan hanya memiliki motif dan corak yang beranekaragam. Batik memiliki warna yang beragam tergantung dari daerah mana batik itu berasal. Biasanya, warna-warni batik memiliki makna tersendiri yang telah diyakini oleh masyarakat.

Batik Surakarta dan Yogyakarta umumnya memiliki warna yang kurang variatif. Hal ini dikarenakan saat penciptaannya, bahan baku pewarna batik masih sangat terbatas.

Para pembuat batik pada zaman Kesultanan Mataram mewarnai batiknya dengan menggunakan pewarna alami. Pada umumnya, batik Surakarta dan Yogyakarta memiliki empat warna latar batik, yaitu putih, cokelat, biru, dan hitam.

Semarang Zoo Dibuka Lagi, Ayo ke Sana!

Bagi orang awam, warna-warni batik hanyalah sebagai pelengkap keindahan. Namun berbeda bagi orang zaman dahulu.

Warna batik merepresentasikan suatu pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat batik. Batik dengan latar warna putih kerap muncul dalam batik Keraton Yogyakarta.

Warna putih menunjukkan rasa ketidakbersalahan, kesucian, ketentraman hati, serta sifat pemaaf bagi pemakainya.

Tegal Buka Lagi Wisata Kuliner Pasar Slumpring

Dalam upacara adat tertentu, seperti upacara pernikahan, kerap kali motif sido asih yang berlatar putih digunakan oleh kedua mempelai. Konon, batik dengan latar warna putih ini menjadi harapan agar pengantin di kemudian hari akan selalu dilimpahi kasih sayang dalam hubungan rumah tangganya.

Cerminkan Sifat

Batik berlatar warna cokelat kerap digunakan dalam batik motif semen dan parang. Warna cokelat dalam batik membangkitkan rasa kerendahan diri, kesederhanaan, membumi, dan terkesan hangat untuk pemakainya.

Batik berlatar cokelat ini kerap didapat dengan memanfaatkan tanaman soga sebagai pewarna alami.

Es Puter Cong Lik Legendaris di Kota Semarang

Batik berlatar warna biru pada zaman dahulu biasa dibuat dengan menggunakan zat pewarna alami dari tumbuhan tarum. Daun dan ranting dalam tumbuhan tarum dapat menghasilkan warna biru. Biru dalam batik menimbulkan rasa tenang. Selain itu, warna biru memberi efek kelembutan, keikhlasan, dan kesetiaan. Warna biru biasanya dapat ditemukan dalam motif batik klasik Yogyakarta.

Warna yang juga kerap digunakan dalam Batik Surakarta dan Yogyakarta adalah hitam. Sebenarnya warna dalam batik ini bukanlah hitam, melainkan warna biru yang sangat gelap sehingga menyerupai warna hitam.

Warna hitam sering kali disimbolkan sebagai hal negatif. Namun berbeda apabila diaplikasikan dalam kain batik. Hitam justru sebagai lambang kekuasaan, kewibawaan, keberanian, dan dominasi bagi pemakainya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.