Ada Sosok Baik Hati Penunggu Rumah Harta Karun Semarang

Sebuah rumah di Kota Semarang terkenal menyimpan harta karun di dalamnya namun harta karus tersebut tak kasat mata sehingga tak terlihat sembarang orang.

Ada Sosok Baik Hati Penunggu Rumah Harta Karun Semarang Youtuber Billy Christian bersama dua gadis Indigo Frislly Herlind dan Tasha Siahaan mengunjungi rumah harta karun di Kota Semarang, Jawa Tengah. (Youtube—Billy Christian)

Semarangpos.com, SEMARANG — Di Kota Semarang, ada sebuah rumah terkenal menyimpan harta karun di dalamnya. Tidak hanya harta karun, gadis indigo ternyata melihat sosok penunggu rumah yang baik hati.

Youtuber Billy Christian tertarik untuk nge-vlog di rumah harta karun tersebut. Karena sepi jika pergi sendiri, ia mengajak dua gadis indigo bernama Tasha Siahaan dan Frislly Herlind. Keseruan mereka terekam dalam vlog berjudul Rumah Harta Karun Semarang: IndigoTalk Travel Frislly Tasha Billy.

Mereka menelusuri rumah harta karun yang terletak di Jl. Teuku Umar, Tanjakan Jatingaleh, Kota Semarang, Jawa Tengah. Billy bersama dua gadis indigo itu mengunjungi pada malam hari.

Es Puter Conglik Semarang Pas Buat Ngadem

Rumah harta karun yang mereka telusuri adalah milik Nursahit salah seorang pensiunan tentara. Ia mengaku sudah menempati rumah itu sejak tahun 1978. Ia pun tak segan-segan menceritakan kepada Billy tentang sejarah rumah tersebut.

Pertahanan Semarang

Nursahit bercerita jika pada tahun 1811 Prancis menguasai Hindia Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Janssens. Ia mewakili Belanda sebagai sekutunya dengan membangun area pertahanan di Semarang.

Hendak Antar Pesanan, Pengemudi Ojol Salatiga Nyaris Dibegal

Nursahit melanjutkan dongengnya jika setelah itu, Inggris datang di bawah pimpinan Thomas Stanford Raffles menggunakan kapal bersama para tentaranya. Saat itu, Inggris dan Prancis bermusuhan.

Raffles datang ke Semarang untuk menangkap Janssens. “Begitu Raffles datang, tentara Prancis langsung lari. Nah, menurut testimoni Napoleon Bonaparte, kereta kuda yang membawa barang-barang penting Prancis ditinggalkan di tanjakan yang kita tidak tahu yang mana,” ceritanya kepada Billy.

Nursahit menambahi jika ada empat tanjakan di sekitar rumahnya. Mulai dari Jl. dr. Wahidin (Tanah Puti), Jl. Kasipah, Jl. Teuku Umar (Jatingaleh) dan tanjakan Gombel. Karena kereta kuda tidak kuat mendaki tanjakan di Semarang itu, harta peninggalan Pracis dititipkan kepada sang kusir.

Beli Honda CBR250RR dapat Diskon Rp8,25 Juta, Simak Caranya…

Rumah yang sekarang menjadi tempat tinggal Nursahit ini merupakan peninggalan warga keturunan Tionghoa bernama Gwi Tian Ji. Walaupun tidak bekerja, Gwi termasuk orang yang kaya raya. Orang-orang berasumsi jika ia menyimpan harta karun tersebut.

Billy bersama dua gadis indigo melakukan penelusuran di lantai kedua rumah. Mereka berpencar karena rumah tersebut lumayan luas. Billy bersama Tasha, sedangkan Frislly bersama kru youtuber tersebut.

Tasha dan Billy menuju balkon bagian kanan rumah tersebut. “Di sini ada cewek yang sudah ada sejak orang China yang dulu tinggal di sini pindah,” papar Tasha langsung saat menuju balkon.

Semarang Punya Tumbasin.id Sebagai Solusi Belanja saat Social Distancing

Gadis Indigo itu mengaku jika sosok tersebut sangat baik hati. Sosok yang kata Tasha bernama Ningsih itu, memberi informasi terkait rumah harta karun.

Sosok Baik Hati

“Bukan Belanda, tapi juga bukan Jepang, ya kayak orang biasa. Dia masih muda, tinggi, terus pakai kebaya tapi biasa saja, sama enggak pakai sandal,” ungkap Tasha sambil sesekali melihat ke satu titik.

“Dia ini bisa sampai di sini soalnya kabur karena perang itu terus meninggal, sampai dia akhirnya pindah ke sini,” tambahnya seperti yang terpantau Semarangpos.com, Senin (27/4/2020).

Petani Grobogan Meninggal Dunia di Pematang Sawah, Ini Penyebabnya…

Sosok perempuan itu mengatakan kepada Tasha jika ia sangat menghormati Nursahit. Karena si pemilik rumah merawat dan membersihkan rumah tanpa pamrih. Itulah yang membuat hantu itu baik hati.

Saat masuk ke sebuah ruangan di lantai kedua, Tasha melihat jika area tersebut menjadi ruang baca keluarga Gwi Tian Ji. “Yang sering ke sini bapak sama ibuknya, kalau nge-teh ke balkon sana,” ceritanya.

“Dulu sekitar sini hutan belantara, waktu perang Prancis sama Inggris mayat-mayatnya dibuang di hutan depan rumah ini,” paparnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.