Batik Tri Dharma Sajikan Potensi Karanganyar dalam Sehelai Kain
Desa Girilayu di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jateng menghasilkan batik tri dharma sebagai karya kreatif pengembangan batik kontemporer.
Semarangpos.com, SOLO — Desa Girilayu di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah merupakan desa batik yang terkenal sejak masa Mangkunegara I. Batik tri dharma menjadi hasil kreativitas masyarakat dalam pengembangan batik kontemporer.
Desa Girilayu merupakan desa pembuat batik yang sudah berdiri sejak awal masa Mangkunegara I. Hingga kini, Desa Girilayu telah mengembangkan batik kontemporer yang tetap mengikuti pakem alias pedoman Pura Mangkunegaran.
Batik tri dharma menjadi salah satu batik kontemporer yang berkembang di desa ini. Dalam pembuatannya, batik ini masih menggunakan teknik, bahan, pewarna, hingga motif yang masih berkaitan dengan Pura Mangkunegaran.
Cerita Kiai di Jateng Sembuh dari Covid-19 Setelah Konsumsi Sari Tebu & Zamzam
Batik tri dharma terinspirasi dari cerminan perjuangan Raden Mas Said yang kemudian dinobatkan menjadi Mangkunegara I. Tri dharma meliputi mulat sarira hangrasawani, rumangsa melu handarbeni, dan melu hangrungkebi. Adapun arti dari tri dharma ialah mawas diri, merasa ikut memiliki, dan berkewajiban ikut mempertahankan.
Cerminan perjuangan ini kemudian dilukiskan dalam selembar kain yang kemudian disebut sebagai batik tri dharma. Motif batik itu menggambarkan kehidupan masyakarat Girilayu yang sederhana, dan patuh pada leluhur.
Berbagai Potensi Karanganyar
Motif penyusun batik tri dharma dipenuhi dengan motif non geometris berupa motif tumbuhan, dan motif benda mati. Motif penyusunnya menggambarkan berbagai potensi yang ada di Kabupaten Karanganyar.
Kunjungi Semarang, Bule Rumania Ini Jajal Kepala Manyung di Warung Makan Bu Fat
Adapun motif yang menyusun batik ini terdiri atas Monumen Tri Dharma, bunga manggis, buah manggis, bunga duku, buah duku, bunga durian, buah durian, daun, ranting, dan gunung. Berbeda dengan kebanyakan batik lainnya, batik motif ini tidak sepenuhnya diisi dengan ornamen.
Desain motif monumen diletakkan di tengah antara motif buah-buahan yang merambat ke atas. Pada bagian bawah kain diberi ornamen gunung dan bunga yang didesain tidak padat atau renggang di luar motif utama. Bagian kain yang kosong dibiarkan sehingga tidak memberikan kesan terlalu ramai pada motif batik ini.
Penggambaran potensi alam dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Tidak ada perubahan yang siginifikan antara wujud asli dengan gambar yang dilukiskan pada kain. Warna yang digunakan dalam batik ini adalah warna yang kontras. Warna hitam digunakan sebagai warna latar. Warna cerah seperti merah dan kuning digunakan untuk menggambar motif sehingga terlihat lebih jelas.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Jangan Lewatkan, Semua Tentang Batik Ada di Virtual Amazing Batik Solopos
- Mengenal Kekayaan Blora dari Batik Khasnya
- Yuk Mengenal Uniknya Ragam Hias Batik Magelang
- Batik Ciprat, Karya Unik Penyandang Disabilitas yang Banyak Diburu
- Mengenal Batik Bakaran, Buah Pelarian Abdi Majapahit di Pati
- Jasa Cuci Keris di Blora Laris Manis di Tengah Pandemi
- Mengenal Batik Khas Tegal yang Tak Semoncer Warung Makannya
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.