DKK Karanganyar Tak Terbitkan Surat Keterangan Bebas Corona Bagi Perantau
DKK Karanganyar menegaskan tidak menerbitkan surat keterangan sehat bebas virus corona berdasarkan rapid test untuk para perantau.
Semarangpos.com, KARANGANYAR – Pemkab Karanganyar melalui Dinas Kesehatan Kabupaten atau DKK Karanganyar menegaskan tidak menerbitkan surat keterangan sehat bebas virus corona berdasarkan rapid test untuk para perantau.
Surat ini menjadi persyaratan penting bagi warga yang akan kembali ke perantauan atau melakukan perjalanan keluar kota.
Warga Karanganyar yang membutuhkan surat itu dipersilakan melakukan rapid test mandiri. Tes itu bisa dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut jika ingin mendapat surat sehat bebas corona.
Pembatalan Operasional Kereta Api Jarak Jauh Diperpanjang Hingga 30 Juni
Plt. Kepala DKK Karanganyar, Purwati, menjelaskan rapid test massal yang dilakukan hanya diperuntukan bagi pelacakan agresif dan kasus-kasus tertentu. Sehingga alat yang dimiliki DKK Karanganyar tidak akan dipakai mengecek kesehatan perantau yang akan kembali ke ibu kota sebagai syarat melakukan perjalanan.
“Kalau untuk para perantau yang akan melakukan perjalanan yang ingin mendapatkan surat keterangan sehat silahkan ikut tes mandiri. Bisa di rumah sakit yang sudah memiliki fasilitas dan memang harus bayar.”
“Untuk kegiatan kami hanya untuk tracking agresif saja dan untuk pelacakan klaster yang sudah dipetakan serta orang yang kontak langsung dengan pasien positif Covid-19. Kami tidak bisa melayani perantau,” kata dia kepada Semarangpos.com, Kamis (28/5/2020).
747 Orang Jalani Rapid Test di Temanggung, 112 Orang Reaktif
Sebelumnya, perusahaan otobus terpaksa menolak pembelian tiket yang diajukan pelanggan lantaran ada beberapa syarat yang belum terpenuhi. Salah satunya menunjukan bukti surat keterangan sehat bebas corona dari rumah sakit di Karanganyar dan surat tugas untuk karyawan.
Calon Penumpang
“Beberapa persyaratan seperti surat bebas Covid-19 dan lainnya yang memang belum bisa dipatuhi oleh calon penumpang belum bisa kami layani. Jadi kami tidak bisa mengangkut mereka. Walaupun kami sudah beroperasi masih banyak bus yang tidak jalan,” ucap Direktur Representative Rosalia Indah Group, Eko Sumarso beberapa waktu lalu.
Sementara itu Purwati menjelaskan ada pengecualian rapid test massal gratis yang dilakukan Dinkes untuk masyarakat dalam kasus khusus. Salah satunya yang sudah dilakukan adalah rapid test untuk para siswa pertukaran pelajar dari Papua yang berada di Karanganyar.
Kasus Corona Klaster Pasar Kobong Semarang Merambah Salatiga
Hal ini dilakukan lantaran status mereka masih siswa dan diharuskan sampai ke Papua pada Kamis (4/6/2020) nanti.
“Ada pelajar dari Papua yang di Karanganyar. Mereka harus sudah pulang ke tempat mereka nanti tanggal 4 [Juni]. Mereka mengajukan permohonan dan kami memahami kendala mereka. Jadi karena tidak banyak juga kami ikutkan sekalian ke rapid test massal,” imbuh dia.
Terkait hasil rapid test yang sudah dilakukan pada ratusan pedagang dan karyawan toko swalayan pada Rabu (27/5/2020) kemarin, Purwati mengaku belum menerima keseluruhan laporan. Sehingga pihaknya masih belum bisa memberikan informasi.
Baca Juga
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
- Satgas Covid-19 Nasional Datangi Salatiga, Ada Apa?
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.