Penghasilan Pedagang Sapi Salatiga Makin Anjlok

Pedagang Pasar Rejosari yang biasa disebut Pasar Sapi Salatiga mengeluhkan penghasilan mereka yang semakin anjlok sejak kebakaran melanda 2008 silam.

Penghasilan Pedagang Sapi Salatiga Makin Anjlok Pedagang menggelar dagangan di kompleks pasar darurat Pasar Rejosari, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Senin (9/3/2020). (Semarangpos.com-Nadia Lutfiana Mawarni)

Semarangpos.com, SALATIGA — Pedagang kompleks Pasar Rejosari atau biasa disebut Pasar Sapi di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga mengeluh penghasilan yang semakin anjlok.

Menurut mereka, penghasilan itu semakin anjlok seiring lamanya mereka menempati pasar sementara. Pasar sementara di kompleks yang sama iru dibangun sejak kebakaran melanda Pasar Rejosari medio 2008 silam.

Informasi yang dihimpun Semarangpos.com, Senin (9/3/2020), puluhan kios dan los yang kini dihuni pedagang itu merupakan tempat relokasi keempat. Sebelumnya, sejak terbakar, kios darurat didirikan berpindah-pindah meski masih dalam kompleks yang sama.

Mobil Goyang Pasangan Mesum asal Jepara Digerebek di Kudus

Sementara itu, lokasi bekas Pasar Rejosari yang tepat berada di jalan lintas Salatiga-Solo kini berubah menjadi semak belukar. Rumput tumbuh tinggi hingga menutupi tanah. Area itu sebelumnya juga dimanfaatkan sebagai pasar darurat pertama setelah terbakar pada 2008.

Seorang pedagang di Pasar Rejosari, Yani, mengeluhkan pendapatannya yang kini semakin turun. Sebelum menempati pasar sementara, penghasilan kotornya bisa mencapai Rp15 juta sehari.

Penghasilan itu bertahan hingga menempati pasar darurat pertama. Sementara itu di pasar darurat yang kini ditempati dengan posisi menjorok ke dalam, penghasilannya makin turun.

2 Gadis Indigo Akui Taman Wonderia Semarang Tak Pernah Sepi

Pasar darurat itu mulai ditempati ratusan pedagang kira-kira setahun lalu. ”Kalau yang sekarang sekitar Rp5 juta per hari saja sudah banyak,” papar Yani.

Warga Enggan Datang

Ada sejumlah alasan yang diduga menjadi faktor menurunnya penghasilan pedagang. Yani menyebut letaknya yang tidak strategis, kios yang berukuran lebih kecil, serta tidak adanya penataan blok pedagang membuat warga enggan datang.

Hal senada juga diungkapkan Joko, pedagang mainan dan kertas stiker eceran. Penghasilannya makin tak menentu, padahal rata-rata barang dagangannya hanya dijual seharga Rp1.500-Rp2.000 setiap biji.

Semburan Lumpur Grobogan Dikhawatirkan Separah Lapindo Sidoarjo

“Kalau keuntungan memang tidak terlalu dihitung, namun terasa penurunannya,” ujar dia.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, mengatakan rencananya DPRD Salatiga akan mengalokasikan anggaran pembangunan Pasar Rejosari pada APBD 2021. Kendati begitu, mengenai jumlahnya belum dapat dipastikan.

“Rapat mengenai anggaran 2021 masih akan dilakukan sekitar bulan November,” ujar Dance ketika dihubungi Semarangpos.com. Senin sore.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.