Warga Jateng Peserta Ijtimak Dunia di Gowa Rapid Test
Dinas Kesehatan Jateng mengklaim telah melakukan rapid test virus corona jenis baru pemicu Covid-19 terhadap sebagian peserta Ijtimak Ulama Dunia Zona Asia di Gowa, Maret lalu.

Semarangpos.com, SOLO — Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Jateng) mengklaim telah melakukan rapid test terhadap sebagian peserta Ijtimak Ulama Dunia Zona Asia di Gowa, Maret lalu. Hal itu dilakukan menyusul kabar beberapa mantan peserta acara itu terkonfirmasi positif virus corona jenis baru pemicu Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, mengatakan sebagian hasil rapid test tersebut menunjukkan hasil positif. Tes kemudian dilanjutkan dengan pengambilan spesimen lendir hidung/tenggorokan untuk uji swab polymerase chain reaction (PCR) peserta Ijtimak Dunia asal Jateng.
“Di Wonosobo, beberapa [peserta ijtimak dunia asal Jateng] lain sudah kami cek rapid test ternyata ada yang positif juga. Kalau Soloraya, saya belum cek. Tapi saya pegang datanya. Nanti saya buka dulu,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com—induk Semarangpos.com, Minggu (12/4/2020).
Bubur India, Karya Kuliner Seabad Kota Semarang
Ihwal peserta Ijtimak Dunia asal Jateng dari Kabupaten Klaten dan Karanganyar yang meninggal dunia saat berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), Yulianto, mengaku belum mendapat laporan. Menurutnya, hasil PCR masih menunggu beberapa hari ke depan karena mengantre.
Sedangkan, rapid test tidak bisa menjadi tegakan diagnosa, namun hanya untuk surveilance. “Kami awasi terus, karena beberapa kabupaten/kota sudah melaporkan ada peserta Itjima Ulama menjadi PDP. Bahkan, ada juga yang sudah terkonfirmasi positif,” jelas dia.
Penjelasan Status PDP
Menurut dia, untuk menjadi PDP, orang tersebut harus memiliki beberapa gejala, yakni riwayat demam, batuk, dan pilek. Selain itu, ada radang paru atau pneumonia yang dibuktikan dengan foto thorax. Kemudian, pernah kontak dengan pasien terkonfirmasi positif corona dan memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit.
Pria Penampar Perawat Gara-Gara Masker di Semarang Ditangkap
Jika faktor pneumonia atau tidak demam, serta hanya batuk pilek dan bepergian dari zona merah, mereka hanya berstatus ODP. PDP yang sudah selesai pengawasan dan hasil swab-nya negatif dipastikan keluar dari daftar PDP. Sementara itu, apabila hasil swab-nya positif, statusnya naik menjadi pasien terkonfirmasi positif corona.
Sedangkan, untuk PDP yang meninggal namun hasil swab belum keluar, perlakukan jenazahnya tetap menggunakan protokol Covid-19. Dinas, sambungnya, selalu meng-update hasil swab meski PDP tersebut telah meninggal dunia. Spesimen dikumpulkan saat pasien tersebut mendapatkan status PDP.
“PDP yang meninggal dan swab-nya positif [keluar setelah meninggal], langsung dimasukkan ke daftar meninggal karena Covid-19. Pernah hasil swab keluar berbarengan itu, sehari langsung lima, yang membuat daftar pasien meninggal di website melonjak. Padahal, meninggalnya di tanggal berbeda, tapi hasil swab-nya keluar bersamaan,” tutur Yulianto.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- 6,5 Juta Penduduk di Jateng Belum Jadi Peserta BPJS Kesehatan
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.