Batik Semen Gedhe Sawat Gurdha untuk Cucu Raja
Batik menunjukkan Indonesia adalah bangsa dengan kekayaan budaya berlimpah, termasuk salah satu batik tradisional motif semen gedhe sawat gurdha.

Semarangpos.com, SOLO – Keanekaragaman budaya Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Dari batik saja sudah menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa dengan kekayaan budaya berlimpah. Batik di Indonesia dibagi menjadi batik tradisional dan batik modern, salah satu batik tradisional itu adalah batik semen gedhe sawat gurdha.
Semen gedhe sawat gurdha merupakan salah satu variasi dari batik semen. Batik ini masuk ke dalam batik larangan keraton sehingga hanya boleh digunakan oleh orang-orang terdekat raja. Batik dengan motif burung garuda ini diatur sebagai motif yang boleh dipakai untuk cucu raja dan garis keturunan di bawah raja.
Batik semen gedhe sawat gurdha tersusun dari empat kata. Semen berarti semi atau tumbuh, gedhe berarti besar, sawat berarti sayap, sedangkan gurdha berarti garuda. Dalam batik semen, motif penyusunnya terdiri dari tiga ornamen yaitu udara, darat, dan air sesuai dengan ajaran tribuwana. Hal ini juga berlaku dalam varian batik semen ini.
Mengenal Huk, Motif Batik Para Penguasa
Motif penyusun batik ini terdiri dari meru alias gunung, binatang, tumbuhan, pohon yang kuat, burung, dan garuda. Makna simbolis pada batik ini dapat dilihat dari motif penyusun di dalamnya.
Meru melambangkan puncak gunung yang tinggi. Gunung dalam kepercayaan Jawa merupakan tempat para dewa. Selain melambangkan gunung, meru juga menggambarkan bumi sebagai tempat segala sesuatu yang hidup bersemi.
Rantai Kehidupan
Binatang merupakan satwa yang hidup di hutan. Dalam kenyataannya, binatang hidup saling bergantungan antarsatu dengan yang lainnya. Binatang besar memakan binatang kecil untuk bertahan hidup, yang menjadikannya terbentuk sebuah mata rantai yang selalu berputar.
Istimewanya Sega Godog depan Makam Raja
Tumbuhan, dalam budaya Jawa sering diidentifikasikan sebagai pohon hayat alias pohon kehidupan. Pohon ini sering dilukiskan berupa sulur-sulur berdaun rimbun, berbelok-belok dan tidak terputus. Bentuk tersebut melambangkan kehidupan yang terus mengalir.
Sedangkan motif penyusun burung melambangkan penguasa di dunia atas, dunianya dewa dan para suci. Burung diibaratkan sebagai perwatakan yang luhur. Garuda dalam kepercayaan Jawa dianggap sebagai burung yang suci. Burung ini sering dianggap sebagai burung yang teguh timbul tanpa maguru atau sakti tanpa ada yang mengajari.
Saat semua motif penyusun digabungkan, motif semen gedhe sawat gurdha ini menjadi memiliki makna yang mendalam. Makna dari batik ini secara keseluruhan mengharapkan agar pemakainya memiliki kedudukan yang tinggi, dan hidup makmur namun tetap berbudi luhur. Batik ini biasa digunakan dalam acara pesta supaya pemakai terlihat berwibawa.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Jangan Lewatkan, Semua Tentang Batik Ada di Virtual Amazing Batik Solopos
- Mengenal Kekayaan Blora dari Batik Khasnya
- Yuk Mengenal Uniknya Ragam Hias Batik Magelang
- Batik Ciprat, Karya Unik Penyandang Disabilitas yang Banyak Diburu
- Mengenal Batik Bakaran, Buah Pelarian Abdi Majapahit di Pati
- Jasa Cuci Keris di Blora Laris Manis di Tengah Pandemi
- Mengenal Batik Khas Tegal yang Tak Semoncer Warung Makannya
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.