Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Tenaga Kesehatan RSUP Kariadi Semarang Tak Berani Pulang Indekos
Sejumlah tenaga kesehatan RSUP Kariadi Semarang mengaku tak berani pulang ke indekosnya, meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Semarangpos.com, SEMARANG – Stigma negatif kepada para tenaga kesehatan di Jateng atau Jawa Tengah, yang menangani pasien Covid-19 masih saja terjadi. Bahkan stigma negatif ini dialami tenaga kesehatan RSUP Kariadi Semarang yang baru dinyatakan sembuh seusai menjalani masa karantina di Hotel Kesambi Hijau.
Beberapa tenaga kesehatan RSUP Kariadi Semarang yang semula dinyatakan positif terpapar virus corona itu tak berani pulang ke tempat tinggalnya, terutama yang menghuni indekos. Padahal, mereka telah dinyatakan sembuh atau terbebas dari Covid-19 setelah dua kali hasil swab-nya dinyatakan negatif.
Hal itu diungkapkan Prof. Zainal Muttaqin saat mengikuti acara diskusi online di channel Youtube Cendekia TV Jateng, Senin (27/4/2020) malam. Zainal yang turut menjadi isolasi itu mengaku ada beberapa perawat RSUP Kariadi Semarang yang tak berani pulang indekos sebelum mendapat surat keterangan dari pihak rumah sakit.
Diusir dari Indekos, 3 Perawat RSUD Bung Karno Solo Kini Tinggal di Rumah Sakit
“Banyak dari kami yang tidak berani pulang, terutama yang tinggal di kos. Padahal mereka sudah dinyatakan negatif [sembuh]. Mereka butuh surat keterangan dari rumah sakit yang menyatakan mereka negatif. Sebelum ada SK itu enggak diizinkan kembali oleh RT, kos. Jadi seolah-olah penyakit ini aib,” ujarnya.
Meresahkan
Zainal mengaku permasalahan stigma sosial ini sangat meresahkan tenaga kesehatan yang sehari-hari berjuang melawan pandemi Covid-19. Ia menilai persoalan sosial ini merupakan ketidakpahaman masyarakat tentang pandemi.
Kabar Baik! 26 Tenaga Kesehatan RSUP Kariadi Semarang Sembuh dari Covid-19
“Mayat yang sudah dibungkus plastik, yang udah enggak bisa nulari saja enggak diterima. Apalagi, kami,” tutur dokter yang juga berprofesi sebagai dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.
Zainal pun berharap pemerintah memberikan edukasi secara masif kepada masyarakat terkait persebaran virus corona. Menurutnya, persebaran virus corona sebenarnya bisa berjalan efektif andaikan masyarakat mengikuti anjuran pemerintah tentang social distancing dan physical distancing.
“Virus ini kan kalau enggak dites enggak ketahuan. Kalau mau nurut untuk isolasi selama 14 hari, sebenarnya enggak perlu dites. Isolasi 14 hari virusnya sudah hilang,” tuturnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Walah! Dua Daerah di Jateng Masih PPKM Level 3
- Gubernur Jateng Ingatkan Pencegahan Gelombang Ketiga Covid-19
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Testing Tinggi, Positivity Rate Jateng Dekati Standar WHO
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.