Mengenal Batik Semarangan yang Sempat Hilang Akibat Perang

Semarang memiliki batik khas yang banyak dikenal sebagai batik semarangan dan dipercaya muncul sejak abad XVIII meskipun sempat hilang.

Mengenal Batik Semarangan yang Sempat Hilang Akibat Perang Motif batik asam arang diambil dari laman batik figa, Kamis (13/8/2020). (batikfiga.com)

Semarangpos.com, SEMARANG — Semarang memiliki batik khas yang banyak dikenal sebagai batik semarangan. Batik yang dipercaya muncul sejak abad XVIII ini sempat hilang karena adanya perang saat masa penjajahan Jepang.

Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Meski tidak dikenal sebagai salah satu kota batik, Semarang tetap memiliki batik khasnya sendiri. Batik yang dibuat di Semarang biasa dikenal sebagai batik semarangan.

Batik semarangan dipercaya berkembang pada abad 18. Batik khas Kota Semarang itu pada awalnya digunakan sebagai sarana penyebaran agama Islam oleh Ki Ageng Pandan Arang. Batik semarangan banyak berkembang di beberapa kampung batik di Semarang, salah satunya adalah Kampung Rejomulyo.

Ini Beda Batik Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran

Namun, akibat adanya Pertempuran Lima Hari, kampung-kampung batik di Semarang habis terbakar. Proses pembuatan batik semarangan akhirnya terhenti. Pada tahun 1980 sempat muncul benih sentra batik. Namun, tidak bertahan lama karena tidak adanya generasi yang meneruskan tradisi membatik di kota itu.

Pada tahun 2006, industri di kampung batik kembali dibangun. Pembinaan dilakukan secara teknis mengenai cara pembuatan batik mulai dari pembuatan pola hingga pewarnaan dengan bahan alami. Hingga pada tahun 2007 dilakukan seminar mengenai beragam motif batik khas Semarang.

Ragam Motif Semarangan

Batik semarangan bukanlah benda budaya yang berkembangan di lingkungan keraton. Hal ini menyebabkan batik jenis ini tidak memiliki pakem atau aturan tertentu dalam pembuatannya. Motif dan warna dalam batik khas Semarang dibuat sesuai dengan keinginan pembuatnya.

Pada awalnya, batik khas Semarang didominasi oleh motif flora dan fauna. Namun, karena dianggap kurang variatif, para pengrajin mulai mengembangkan motif baru dalam batik semarangan.

Demi Bisa Belajar Online, Bocah Grobogan Jadi Kuli Bangunan  

Pengrajin mulai menggambar ikon-ikon Semarang untuk dijadikan motif batik. Adapun motif batik yang menggambarkan ikon Semarang beberapa di antaranya batik lawang sewu, batik blekok srondol, dan batik asem arang.

Batik lawang sewu menggambarkan bangunan yang menjadi destinasi wisata favorit di Semarang, yakni Lawang Sewu. Batik blekok srondol menggambarkan sepasang burung blekok yang saling berhadapan.

Batik ini terinspirasi oleh keberadaan blekok liar di kawasan Srondol. Sedangkan untuk motif asem arang terinspirasi dari pohon asem arang  yang tumbuh pada akhir abad 15 yang sekaligus  menjadi cikal bakal nama Semarang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.