Wali Kota Pekalongan ke Pasar Darurat Sorogenen, Kendala Tersingkap…

Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz, Jumat (17/7/2020), mengungkapkan kelemahan pengelolaan Pasar Darurat Sorogenen di Kota Pekalongan.

Wali Kota Pekalongan ke Pasar Darurat Sorogenen, Kendala Tersingkap…  Unggahan Instagram @pemkotpekalongan mengenai peninjauan Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz untuk melihat langsung kondisi pasar, penjual, dan pembeli Pasar Darurat Sorogenen. Jumat (17/7/2020). (Instagram-@pemkotpekalongan)

Semarangpos.com, PEKALONGAN — Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz berserta rombongan kepala organisasi pemerintah daerah (OPD) setempat, Jumat (17/7/2020), melakukan peninjauan ke Pasar Darurat Sorogenen di Jl. Teratai, Poncol, Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Dari peninjauan itu, terungkap kelemahan pengelolaan Pasar Sorogenen Pekalongan.

Peninjauan wali kota itu untuk melihat secara langsung kondisi pasar dari pedagang hingga pembelinya, melalui dialog untuk menyerap aspirasi dan masukan mereka. Peninjauan itu merupakan tindak lanjut dari pantauan bangunan Pasar Banjarsari yang terbakar untuk menjawab keresahan masyarakat terkait pembangunan Pasar Banjarsari.

Saelany menyampaikan upaya yang telah dan tengah dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan selama ini. Hasilnya, Wali Kota Saelany Machfudz akhirnya bisa mengungkap kendala yang dialami kota dalam mengembangkan pasar tradisonal di Kota Pekalongan itu.

Harimau Benggala Covi dan Vivid Lahir di Semarang Zoo

“Jadi ini tindak lanjut dari pantauan Pasar Banjarsari yang terbakar, ada masukan dari pedagang yang muncul. Tentu semuanya semakin resah dan menginginkan Pasar Banjarsari segera dibangun. Pemkot pun ingin segera membangun kalau tak ada kendala,” terang Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz dalam unggahan Instagram @pemkotpekalongan Jumat (17/7/2020).

View this post on Instagram

Serap Masukan Pedagang Ex Pasar Banjarsari, Pemkot Tinjau Pasar Darurat Sorogenen Kota Pekalongan – Usai meninjau di Ex Pasar Banjarsari, Jumat (17/7/2020) Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE berserta rombongan Kepala Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) setempat menuju ke Pasar Darurat Sorogenen. Tinjauan kali ini untuk melihat secara langsung kondisi pasar dari pedagang hingga pembelinya, melalui dialog untuk menyerap aspirasi dan masukan mereka. Walikota Saelany menjelaskan, tinjauannya kali ini merupakan tindak lanjut dari pantauan bangunan Pasar Banjarsari yang terbakar untuk menjawab keresahan masyarakat kaitannya dengan pembangunan Pasar Banjarsari. Saelany menyampaikan upaya yang telah dan tengah dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan selama ini. “Jadi ini tindak lanjut dari pantauan Pasar Banjarsari yang terbakar, ada masukan dari pedagang yang muncul. Tentu semuanya semakin resah dan menginginkan Pasar Banjarsari segera dibangun. Pemkot pun ingin segera membangun kalau tak ada kendala,” terang Saelany. Menurut Saelany para pedagang dan masyarakat harus tahu kendala yang tengah dihadapi. “Kami saat ini tengah menyelesaikan permasalahan dari sisi hukum. Pemkot telah koordinasi dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini bukan langkah awal, langkah terakhir kita adalah membuat gugatan sehingga permasalahan dengan pihak ketiga terselesaikan,” jelas Saelany. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM), Bambang Nurdiyatman SH memaparkan bahwa jumlah pedagang Pasar Banjarsari secara keseluruhan ada 3.800 lebih. “Sebagian dari mereka ada yang melanjutkan aktivitas berdagang dan sebagian lagi tidak. Untuk yang melakukan aktivitas di Pasar Darurat Sorogenen kurang lebih ada 930 pedagang dan yang melanjutkan di Pasar Darurat Patiunus berjumlah 800 pedagang,” sebut Dodik. Dodik mengutarakan bahwa Pasar banjarsari terbakar pada Februari 2018, ini berdampak pada aktivitas perdagangan. Aktivitas perdagangan tentu tak bisa dihentikan maka harus dipindah sementara karena masyarakat harus belanja dan pedagang harus berdagang.

A post shared by Pemkot Pekalongan (@pemkotpekalongan) on

Sadar Kelemahan

Menurut Saelany para pedagang dan masyarakat harus tahu kendala yang tengah dihadapi.

“Kami saat ini tengah menyelesaikan permasalahan dari sisi hukum. Pemkot telah koordinasi dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini bukan langkah awal, langkah terakhir kita adalah membuat gugatan sehingga permasalahan dengan pihak ketiga terselesaikan,” jelas Saelany.

Nikmatnya Soto Daging Sapi di Blora Cuma Rp3.000

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM), Bambang Nurdiyatman memaparkan bahwa jumlah pedagang Pasar Banjarsari secara keseluruhan lebih dari 3.800 orang.

Karena aktivitas perdagangan tentu tidak bisa dihentikan maka harus dipindah sementara. Karena masyarakat harus belanja dan pedagang harus berdagang maka dibuat pasar darurat.

Para pedagang di Pasar Darurat Sorogenen kurang lebih ada 930 pedagang dan yang melanjutkan di Pasar Darurat Patiunus berjumlah 800 pedagang. Selebihnya pedagang tersebut tidak melakukan aktivitas berdagang akibat Pasar Banjarsari terbakar pada Februari 2018.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.