Warga Salatiga Keluhkan Harga Sembako Makin Mahal

Warga Kota Salatiga mengeluhkan harga sembako yang semakin mahal seiring kenaikan harga gula pasir yang kini menembus angka Rp17.000/kg.

Warga Salatiga Keluhkan Harga Sembako Makin Mahal Ilustrasi aktivitas pasar tradisional. (Bisnis-Nurul Hidayat)

Semarangpos.com, SEMARANG — Warga Kota Salatiga mengeluhkan harga sembako yang semakin mahal menyusul kenaikan harga gula pasir. Harga gula pasir itu kini menembus angka Rp17.000/kg. Harga ini menjadi yang tertinggi dalam sebulan terakhir.

Seorang warga Kecamatan Tingkir, Endang, mengatakan sebelum kenaikan gula pasir, harga beberapa jenis sembako juga terpantau naik. “Sebelumnya bawang putih naik, sekarang gula yang naik,” ujar dia kepada Semarangpos.com di Pasar Raya Salatiga, Rabu (11/3/2020).

Endang bercerita beberapa bulan lalu  harga bawang putih pernah mencapai Rp90.000/kg. Harga ini kemudian berangsur-angsur turun. Kini, harganya ada pada kisaran Rp40.000/kg. “Jangan sampai gula juga naik tajam,” ujar dia.

Rektor Unnes Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp5,05 Miliar

Kendati begitu, naiknya harga gula pasir tidak membuat Endang mengurangi membeli komoditas tersebut. Endang menyebut gula menjadi salah satu bahan yang wajib ada di rumahnya.

Sehari-hari, keluarga Endang memiliki tradisi mengonsumsi teh dan kopi bersama. Sehingga ketersediaan gula pasir tidak pernah absen dari dapur rumahnya.

Harga Bawang Melambung

Endang mengatakan dalam satu bulan sedikitnya dia menghabiskan 1 kg gula. Sementara untuk bumbu masak dan empon-empon tergantung seberapa sering dia memasak. “Jadi kalau semuanya mahal harus bagaimana,” imbuh dia.

Gadis Indigo Disambut Monyet Sunan Kalijaga di Gua Kreo

Keluhan mengenai harga sembako di Salatiga yang naik juga dilontarkan Haryati. Selain gula, dia memantau sebelumnya harga empon-empon dan bawang putih di pasar tradisional Salatiga juga melambung. “Sekarang gula yang naik, tapi semoga segera turun,” imbuh dia.

Gula juga menjadi salah satu kebutuhan yang dia konsumsi setiap hari. Terutama untuk memasak dan menyuguhkan minuman. Haryati menyebut kenaikan barang kebutuhan pokok itu terjadi sejak virus corona marak diperbincangkan.

“Impor bawang putih kabarnya dihentikan dari Tiongkok makanya jadi mahal,” imbuh Haryati. Dia menambahkan setelah bawang putih naik, beberapa jenis bumbu dapur seperti kunyit dan jahe pun ikut naik.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.