Batik Jlamprang Konon Kesukaan Penguasa Laut Utara Jawa

Batik jlamprang yang kerap digunakan dalam upacara mistis di Pekalongan konon merupakan kesukaan penguasa laut utara Pulau Jawa.

Batik Jlamprang Konon Kesukaan Penguasa Laut Utara Jawa Batik jlamprang khas Pekalongan diambil dari laman Cinta Pekalongan, Selasa (21/7/2020). (www.cintapekalongan.com)

Semarangpos.com, SOLO — Batik merupakan sebuah hasil karya seni yang diwariskan secara turun-temurun. Batik memiliki nilai tradisi tersendiri bagi masyarakat Jawa. Begitu juga batik jlamprang yang kerap digunakan dalam upacara mistis di Pekalongan. Konon, batik ini merupakan kesukaan penguasa laut utara Pulau Jawa.

Pekalongan sering disebut sebagai Kota Batik. Tidak heran, sebab Pekalongan memiliki sentra industri batik yang banyak dan corak batik yang beragam. Salah satu batik yang menjadi ciri khas Pekalongan adalah batik jlamprang.

Mi Kopyok Karya Kuliner Khas Kota Semarang

Motif batik ini terinspirasi dari kain tenun patola yang dibawa pedagang Gujarat, India ke Nusantara. Pada masanya, kain patola sangat digemari oleh kalangan menengah ke atas. Sehingga permintaan akan kain patola semakin hari semakin meningkat.

Karena hal itu, sempat terjadi kelangkaan kain patola. Menanggapi hal itu, para pedagang China, dan  Arab yang menetap di Pekalongan serta masyarakat pribumi mencoba untuk membuat kain tenun patola melalui proses batik. Hasil pembuatan kembali kain tenun patola ini kemudian dinamakan dengan batik jlamprang.

Warna Cerah

Batik jlamprang memiliki motif ceplokan alias ragam geometris yang disusun secara berulang. Batik ini juga memiliki warna yang cerah mengingat terdapat tradisi China dan Arab dalam pembuatannya. Selain itu, tidak adanya aturan keraton menjadikan batik ini tidak ada batasan dalam penggunaan warna tertentu.

Pada zaman dahulu, batik jlamprang merupakan sebuah media penghubung dunia manusia dengan dunia para dewa. Motif dalam batik ini merupakan lambang-lambang agama Hindu-Syiwa yang beraliran Tantra.

Heboh Kejar-Kejaran dalam Legenda Timun Mas

Motif penyusun yang berasal dari lambang mistis ini dipercaya masyarakat Pekalongan dapat menghubungkannya dengan Den Anyu Lanjar atau kerap disebut Dewi Lanjar, penguasa Pantai Utara Jawa. Susunan lambang mistis ini dapat diterima oleh Dewi Lanjar. Tidak heran jika berdasarkan mitologi (kajian mengenai mitos), batik jlamprang sangat disukai oleh penguasa Pantai Utara Jawa.

Batik jlamprang masih digunakan untuk merayakan upacara adat seperti sadranan atau nyadran. Sadranan merupakan upacara adat masyarakat Pekalongan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Namun saat ini penggunaan batik motif ini tidak hanya terbatas untuk upacara mistis. Batik ini bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Bahkan, batik ini kerap dijadikan ornamen interior pada hotel berbintang di Pekalongan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.