Batik Motif Corona, Berkah di Tengah Wabah Bagi Pengrajin Batik Kulonprogo
Pandemi virus corona ini ternyata mampu memicu daya kreasi pengusaha untuk mencipta produk baru, seperti terciptanya batik motif corona.
Semarangpos.com, KULONPROGO – Pandemi virus corona ini ternyata mampu memicu daya kreasi pengusaha untuk mencipta produk baru. Sebagai contoh terciptanya batik motif corona.
Pengrajin batik asal Dusun Sembungan, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kulonprogo, Jogja, Murtini, 45, berkreasi menciptakan batik tulis motif barum yaitu motif corona.
Penampakan batik itu cukup unik karena dikombinasikan dengan gambar lain dan diwarnai dengan pewarna alam. Batik bergambar virus corona penyebab Covid-19 itu lahir dari keprihatinan Murtini terhadap situasi terkini.
Rapid Test Massal di Pasar Pagi, 9 Orang Reaktif Covid-19
“Seperti diketahui virus corona telah menyebar secara masif dan menjadi pandemi di seluruh dunia. Dampakya tak hanya ke kesehatan saja, tapi juga memengaruhi kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Dari situlah saya terpancing untuk membuat batik motif corona,” ujar Murtini kepada Harian Jogja (Grup Media Semarangpos.com), Jumat (29/5/2020).
Murtini mulai memproduksi batik motif corona pada pertengahan Mei 2020. Dia dibantu sang suami yang juga merupakan perajin batik, Sugirin. Proses pembuatan batik corona itu memakan waktu dua pekan.
Batik corona bikinan Murtini ini tergolong unik. Tak hanya tersemat gambar virus corona, tapi juga motif lain seperti daun dan aliran sungai.
Mula Bukane Tekek, Iki Dongenge…
Warna batik ini juga berbeda dengan batik tulis yang umum ditemui di pasaran. Warnanya tidak cerah. Cenderung gelap. Hal itu karena Murtini tidak menggunakan pewarna kimia, melainkan warna-warna alam yang diambil dari sari pati tumbuhan.
Jual Keunikan
Karena keunikannya, kain batik yang dijual dengan harga Rp350.000 per potong ini cukup diminati masyarakat. Bahkan tidak hanya pasar lokal, tapi juga sampai luar daerah.
“Peminatnya sangat luar biasa, bahkan dari puluhan kain batik motif corona yang kami produksi, saat ini hanya tinggal sedikit stoknya,” ujar pemilik Batik Sembung tersebut.
Kata Ganjar Imunisasi di Tengah Pandemi Covid-19 Wajib
Suami Murtini, Sugirin, mengatakan banyaknya pesanan batik corona menjadi angin segar bagi industri batik Sembung. Hal itu karena sejak pandemi Covid-19 melanda, penjualan batik di tempatnya menurun drastis.
Beruntung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini tidak sampai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau merumahkan karyawan.
Sugirin pun berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Dengan demikian, industri batik di Kulonprogo dapat kembali menggeliat seperti sedia kala.
Baca Juga
- OP Minyak Goreng Disperindag Grobogan Langsung Disebu Pembeli
- Pandemi Covid-19, Evita Salurkan Beras dari Puan Maharani di Grobogan
- 116,62 Juta Orang Indonesia Sudah Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama
- Catat! Nataru Tidak Ada Libur Panjang, Tidak Usah Mudik
- Asyik, 1000 PKL dan Pemilik Warung di Salatiga Terima BLT
- 3 Bulan Nganggur, Karyawan Tempat Karaoke Bandungan Ramai-Ramai Ajukan Jadi CPNS
- Pandemi Covid-19, 34% Lembaga PAUD di Jateng Kehilangan Murid
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.