Kisah Melegenda di Balik Bledug Kuwu Grobogan

Objek wisata unik Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah memiliki kisah yang melegenda di balik destinasi wisata tersebut.

Kisah Melegenda di Balik Bledug Kuwu Grobogan Objek wisata Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (Instagram—anggarawrepe)

Semarangpos.com, PURWODADI — Bledug Kuwu menjadi salah satu objek wisata unik yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Namun, siapa sangka jika ada kisah yang melegenda di balik destinasi wisata tersebut.

Bledug Kuwu merupakan objek daya tarik wisata dengan pesona alam yang luar biasa. Fenomena alam yang menarik di sana adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam secara terus-menerus. Padahal, secara geologis, lokasi Bledug Kuwu ini jauh dari laut.

Masyarakat sekitar percaya jika fenomena di Bledug Kuwu ada kaitannya dengan legenda Jaka Linglung. Ia adalah seekor naga yang mengaku menjadi anak Aji Saka alias Raja Medang Kamolan. “Pada abad ketujuh masehi, ada seekor naga mengaku sebagai anak Aji Saka yang saat itu menjadi raja Medang Kamolan di Grobogan,” cerita Pujiyanto, salah seorang pegiat wisata kepada Semarangpos.com.

Wewe Gombel Hantui Bekas Pabrik Kayu Semarang

Sebelum Kerajaan Medang Kamolan dipimpin oleh Aji Saka, ada seorang raja yang arogan dan senang memakan daging manusia. Raja tersebut terkenal dengan nama Dewata Cengkar.

Perilakunya yang bengis membuat rakyat Medang Kamolan menjadi ketakutan. Segala upaya untuk melenyapkan Dewata Cengkar dilakukan. Namun nihil, tidak ada yang berhasil mengalahkan raja tersebut.

Panorama area objek wisata Bleduk Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah. (Semarangpos.com-Pemkab Grobogan)
Panorama area objek wisata Bleduk Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah. (Semarangpos.com-Pemkab Grobogan)

Dari Jambudwipa

Sampai suatu saat, datanglah Aji Saka ke Medang Kamolan. Sosok pemuda yang diyakini berasal dari Jambudwipa alias India, suku Shaka. Karena itulah namanya Aji Saka atau Raja Shaka.

Toko Oen Jadi Saksi Perubahan Zaman di Kota Semarang

Ia merasa prihatin dengan penderitaan rakyat Medan Kamolan. Ia pun bertekad untuk menghentikan kekejaman Dewata Cengkar dengan cara adu kesaktian.

Seperti dihimpun dari website Grobogan.id, rakyat Medang Kamolan menaruh harapan besar kepada Aji Saka, setelah mendengar pernyataan tersebut. Karena arogan, Dewata Cengkar meladeni Aji Saka.

Ia juga menjanjikan separuh wilayah Medang Kamolan akan diberikan kepada Aji Saka jika menang. Namun sebaliknya, jika Aji Saka kalah, tubuhnya akan menjadi santapan lezat Dewata Cengkar.

Ada Sosok Baik Hati Penunggu Rumah Harta Karun Semarang

Aji Saka menyetujui ucapan Dewata Cengkar. Ia berpesan kepada Dewata Cengkar untuk mengubur tulang tubuhnya selebar ikat kepala yang sedang ia pakai. Setelah itu, ia melepas ikat kepalanya dan meletakkan di tanah.

Hal aneh pun terjadi. Ikatan tersebut melebar dan membuat lubang yang besar. Dewata Cengkar langsung tercebur di laut Selatan dan berubah wujud menjadi buaya putih. Rakyat yang melihat itu merasa jika Aji Saka harus menjadi raja Medang Kamolan.

Nah, setelah dia menjadi raja, suatu hari muncul seekor naga yang mengaku sebagai anaknya bernama Jaka Linglung. Namun, setelah melihat wujudnya, Aji Saka mengusirnya secara halus.

Cukup Pakai Nyayur.id, Warga Salatiga Seakan Bisa Panen Sayur

Ia membuat sebuah perjanjian dengan sang anak. Jaka Linglung diminta untuk membunuh buaya putih jelmaan Dewata Cengkar di Laut Selatan. Jika berhasil, maka Aji Saka akan mengakuinya sebagai anak.

Tampak atas Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (Instagram—Pemkab Grobogan)
Tampak atas Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (Instagram—Pemkab Grobogan)

Lewat Bawah Tanah

Aji Saka juga meminta Jaka Linglung untuk lewat bawah tanah agar tidak mengganggu ketentraman warga. Ia pun langsung bergegas dan ternyata berhasil membunuh buaya putih. Ia membawa rumput grintig wulung dan air laut sebagai bukti yang akan diberikan kepada sang ayah.

Namun, perjalanan pulang ke Kerajaan Medang Kamolan tak semuda keberangkatan Jaka Linglung ke Laut Selatan. Ia tidak dapat menemukan arah untuk pulang ke Aji Saka. Beberapa kali ia muncul untuk memastikan letak Kerajaan Medang Kamolan.

Semarang Punya Tumbasin.id Sebagai Solusi Belanja saat Social Distancing

Kali pertama dia muncul di Desa Ngembak (kini wilayah Kecamatan Kota Purwodadi), kemudian di Jono (Kecamatan Tawangharjo), kemudian di Grabagan, Crewek, dan terakhir di Kuwu (ketiganya masuk Kecamatan Kradenan)

Nah, karena Jaka Linglung sering muncul ke permukaan, membuat jalan menjadi berlubang. Hal itulah yang dipercaya membuat sebuah lubang besar di Kuwu yang kemudian mengeluarkan letupan lumpur.

“Air yang keluar bersama letupan lumpur terasa asin. Konon karena Bledug Kuwu masih terhubung dengan laut selatan,” ujar pegiat wisata Grobogan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.