Mengenal Batik Ciptoning, Batiknya Sang Arjuna

Arjuna merupakan salah satu tokoh pewayangan yang antara lain diceritakan lewat salah satu motif batik klasik keraton, yaitu batik ciptoning.

Mengenal Batik Ciptoning, Batiknya Sang Arjuna Batik ciptoning diambil dari laman Borneo Channel, Kamis (30/7/2020). (borneochannel.com)

Semarangpos.com, SOLO Arjuna merupakan salah satu tokoh pewayangan. Tokoh ini bahkan diceritakan lewat batik klasik keraton, yaitu batik ciptoning.

Batik klasik keraton berkembang di daerah Yogyakarta dan Surakarta. Batik ciptoning merupakan salah satu dari sekian banyak batik klasik yang berasal dari Yogyakarta. Namun, batik ini sekarang sudah banyak diadaptasi oleh daerah lain dan pewarnaannya berbeda disesuaikan dengan daerah dikembangkannya batik ini.

Batik ciptoning memiliki motif dengan pola ceplok. Pola ini ditandai dengan adanya bentuk geometris yang diulang dan saling berhubungan. Terdapat beberapa motif penyusun dalam batik ini, yaitu wayang, parang, garuda, burung, dan isen-isen.

Ini Ciri-Ciri Warung dengan Ajian Pelaris Kata Youtuber

Batik ciptoning berasal dari kata cipta bening atau cipta hening. Nama itu memiliki arti yaitu cipta yang tidak tercampur atau terbebas dari kotornya nafsu duniawi. Batik ciptoning menceritakan Arjuna yang mesu diri, manembah, dan manekung sehingga berhasil mengalahkan segala godaan dan nafsu jahat. Mesu diri, manembah, dan manekung merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan Arjuna untuk memusatkan pikirannya hanya kepada Tuhan.

Kisah ini berawal dari keprihatinan Arjuna akan terjadinya perang besar Baratayuda. Di tengah perang yang sedang bergejolak, Arjuna tidak yakin pada kemampuannya untuk dapat memenangkan peperangan ini.

Laku Prihatin Arjuna

Atas dasar ketidakyakinannya, Arjuna melakukan laku alias tindakan keprihatinan. Arjuna lantas meninggalkan kerajaan dan para istri untuk melakukan pertapaan. Arjuna tidak sendirian sebab ditemani oleh teman setianya yakni Punakawan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Suatu ketika datanglah Niwatakawaca, raja raksasa ke kahyangan. Dirinya meminta salah seorang bidadari, Supraba untuk dijadikan sebagai istrinya. Para dewa pun kebingungan sebab tidak ada yang dapat menandingi kekuatan Niwatakawaca.

Coba Nikmati Nasi Pindang Asli Daging Kerbau di Kudus!

Kemudian Suralaya, para petinggi kahyangan mengutus tujuh bidadari untuk menggoda Arjuna yang sedang bertapa. Namun saat itu Arjuna mengacuhkan godaan dan tetap melanjutkan pertapaan. Dianggap gagal, akhirnya Batara Guru turun tangan untuk membangunkan semedi Arjuna.

Batara Guru meminta pertolongan kepada Arjuna untuk melawan Niwatakawaca. Sebagai bekal peperangannya melawan raja raksasa, Arjuna diberi pusaka bernama panah pasopati. Arjuna pun berhasil mengalahkan musuh dengan menembus kerongkongan Niwatakawaca menggunakan pasopati.

Dari cerita ini, batik ciptoning diharap mampu membawa pemakainya untuk meneladani sikap Arjuna. Dengan menggunakan batik ini diharapkan pemakai dapat menjadi orang yang bijak dan sebagai petunjuk jalan yang benar bagi orang lain.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.